Kamis, Oktober 15, 2009
Defenisi
Diabetes melitus adalah kelainan metabolisme karbohidrat akibat defesiensi insulin/resistensi terhadap kerja insulin (memanifestai hiperglikemia)
Etiologi
Berkurangnya jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel dan penggunaanya pada jaringan
Berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa
Peningkatan produksi glukosa (glukoneogenesis) oleh hati
IDDM (Insulin Depentdent Diabete Melitus)/DM yang bergantung insulin, disebabkan destruksi sel Beta pulau langerhans akibat proses autoimun
NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)/DM yang tidak tergantung insulin, disebabkan kegagalan relatif sel Beta dan resistensi insulin
Pemeriksaaan Penunjang
Pemeriksaan penyaring dilakukan pada kelompok berisiko tinggi (usia > 40 th, obesitas, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga DM, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi > 4.000 g, riwayat Dm pada kehamilan dan dislipidemia)
Pemeriksaan penyaring dengan pemeriksan glukosa darah sewaktu
TTGO (Tes Tolerasi Glukosa Oral)
Pasien usia> 45 tahun tanpa resiko
Penjaring dapat dilakukan tiap 3 tahun sekali
Cara Pemeriksaan TTGO
1. Tiga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa.
2. Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu banyak
3. Pasien puasa semalam selama 10-12 jam
4. Periksa glukosa darah Puasa
5. Berikan glukosa 75 g yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam waktu 5 menit
6. Periksa glukosa darah 1 jam dan 2 jam sesudah beban glukosa.
7. Selama pemeriksaan, pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan dan gejala khas dan hasil pemeriksaan TTGO
Komplikasi
Akut
a. Koma hipoglikemia
b. Ketoasidosis
c. Koma hiperosmolar nonketotik
Kronik
a. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung, pembuluh darahtepi, pembuluh darah otak
b. Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetik, nefropati diabetik
c. Neuropati diabetik
d. Rentan infeksi, (TBC, gingivitis, ISK)
e. Kaki diabetik
Penatalaksanaan
Tujuan Jangka pendek
Untuk menghilangkan keluhan/gejala Dm
Tujuan jangka panjang
Untuk mencegah komplikasi
Tiga kerangka utama penetalaksanaan DM
1. Perencanaan Makan
Pada consensus PERKENI ditetapkan standar menu harus seimbang berupa karbohidrat (60-70%), protein (10-15%), dan lemak (20-25%), kebutuhan kalori dihitung berdasaran BB ideal.
2. Latihan Jasmani
Dianjurkan 3-4 kali/minggu selama 0,5 jam dilakukan rutin dan secara bertahap
Pilihan latihan : jalan kaki, jogging, lari, renang, bersepeda dan mendayung.
Perlu diperhatikan : jangan berolahraga sebelum makan, memakai sepatu yang pas, harus didampingi oleh orang yang tahu cara mengatasi DM
3. Obat berkhasiat Hipoglikemik
Jika pasien dalam pengaturan makan dankegiatan jasmani sudah baik, tetapi kadar glukosanya belum stabil, dipertimbangkan pemakaian obat berkhasiat hipoglikemik (oral/suntikan)
Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
a. Sulfonilurea
Untuk pasien dengan BB normal
Contoh Sulfunilurea : klorpropamid, glibenklamid, tolbutamid, glikuidon.
b. Biquanid
Untuk pasien denganbadan gemuk (Indeks masa tubuh > 30)
Contoh Biquanid: Metformin
c. Inhibitor glukosidase
Menurunkan penyerapan glukosa dan hiperglikemia pascapradinal
d. Insulin Sensitizing Agent
Contoh obat : Thoazolodinediones (golongan obat baru yang mempunyai efek farmakologi meningkatkan sensitivitas insulin)
Prognosis
60% pasien IDDM yang mendapat insulin dapat bertahan hidup normal.
40% mengalami kebutaan, gagal ginjal kronik dan kemungkinan meninggal lebih cepat.
DM dan Puasa
Pasien Dm yang cukup terkendali pengaturan makan tidak mengalami kesulitan untuk puasa. Saat berbuka berikan obat dosisnya lebih besar dari pada saat sahur
Pasien yang harus menggunakan insulin (IDDM) dosis multiple dianjurkan tidak berpuasa.
Diposkan oleh Joko Iskandar, SP. di 23:06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar